Profil Desa Maribaya
Ketahui informasi secara rinci Desa Maribaya mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Maribaya di Kecamatan Kramat, Tegal, merupakan pusat ekonomi pesisir yang dinamis dengan potensi utama di sektor perikanan budidaya dan sebagai sentra perkebunan melati. Didukung letak strategis di jalur Pantura, desa ini memadukan tradisi bahari den
-
Sentra Perikanan dan Budidaya
Maribaya menjadi lokasi Balai Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Payau dan Laut (BPBIAPL), menandakan perannya sebagai pusat pengembangan perikanan, khususnya ikan bandeng, yang menopang ekonomi lokal
-
Lumbung Melati Kabupaten Tegal
Desa ini merupakan salah satu penghasil utama bunga melati putih di Kabupaten Tegal, dimana perkebunannya tidak hanya menjadi sumber pendapatan agraris tetapi juga menyerap banyak tenaga kerja wanita
-
Desa Pesisir yang Strategis dan Berkembang
Berada di tepi Laut Jawa dan dilintasi jalur Pantura, Maribaya memiliki keunggulan aksesibilitas yang mendorong tumbuhnya industri sekunder dan jasa, ditandai dengan kehadiran berbagai pabrik dan gudang

Terletak di pesisir utara Pulau Jawa, Desa Maribaya, yang secara administratif masuk dalam wilayah Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah, menampilkan wajah sebagai sebuah desa yang dinamis dan multifungsi. Jauh dari citra desa agraris pedalaman, Maribaya merupakan etalase denyut nadi ekonomi pesisir yang memadukan potensi bahari, agribisnis, serta geliat industri. Keberadaannya di jalur vital Pantai Utara (Pantura) menjadikan desa ini tidak hanya sebagai hunian bagi ribuan warganya, tetapi juga sebagai titik simpul strategis bagi kegiatan ekonomi dan distribusi di kawasan tersebut.
Desa ini menjadi bukti nyata bagaimana potensi geografis dapat dioptimalkan menjadi kekuatan ekonomi. Di satu sisi, aroma garam dari Laut Jawa menjadi penanda utama profesi nelayan yang telah mendarah daging. Di sisi lain, semerbak wangi bunga melati dari perkebunan rakyat menegaskan statusnya sebagai salah satu sentra agribisnis penting di Kabupaten Tegal. Didukung oleh pemerintahan desa yang aktif dan infrastruktur yang terus berkembang, Maribaya secara konsisten bergerak maju, menjawab tantangan zaman sambil tetap memelihara potensi intinya. Profil ini akan mengupas secara mendalam berbagai aspek yang membentuk Desa Maribaya, dari data geografis dan demografi, hingga potensi ekonomi dan kehidupan sosial warganya.
Geografi dan Demografi
Desa Maribaya menempati lahan seluas 3,08 km². Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tegal, desa ini dihuni oleh 5.833 jiwa, yang terdiri dari 2.991 penduduk laki-laki dan 2.842 penduduk perempuan. Dengan luas wilayah dan jumlah penduduk tersebut, tingkat kepadatan penduduk Desa Maribaya mencapai sekitar 1.894 jiwa per km². Angka ini menunjukkan tingkat hunian yang cukup padat, mencerminkan fungsinya sebagai kawasan pemukiman sekaligus pusat aktivitas ekonomi di pesisir.
Secara geografis, letak Desa Maribaya sangat strategis dan memberinya karakter yang khas. Adapun batas-batas wilayah administrasi Desa Maribaya yaitu sebagai berikut:
Sebelah Utara: Laut Jawa
Sebelah Timur: Desa Plumbungan
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan desa-desa lain di Kecamatan Kramat
Sebelah Barat: Desa Kramat dan Desa Kertayasa
Batas utara yang bersentuhan langsung dengan Laut Jawa menjadi faktor utama yang membentuk ekosistem sosial dan ekonomi desa ini, terutama di sektor perikanan. Sementara itu, posisinya yang diapit oleh desa-desa lain dalam satu kecamatan menciptakan interaksi dan konektivitas wilayah yang saling mendukung. Topografi desa yang cenderung datar khas daerah pesisir juga mempermudah pembangunan infrastruktur jalan dan pengembangan kawasan, baik untuk pemukiman maupun untuk kegiatan industri dan pertanian.
Pemerintahan dan Tata Kelola Desa
Roda pemerintahan di Desa Maribaya berjalan di bawah kepemimpinan Kepala Desa Andi Mijaya, yang resmi menjabat sejak akhir tahun 2023. Bersama jajaran perangkat desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Pemerintah Desa Maribaya bertanggung jawab atas pelaksanaan administrasi, perencanaan pembangunan, serta pemberdayaan masyarakat. Kantor pusat pemerintahan desa yang beralamat di Jalan Beringin Nomor 059 menjadi pusat pelayanan publik dan koordinasi kegiatan di tingkat desa.
Tata kelola pemerintahan mencakup pembagian wilayah administratif menjadi satuan-satuan yang lebih kecil, seperti Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT), untuk memastikan pelayanan dan pendataan masyarakat dapat berjalan efektif hingga ke tingkat akar rumput. Fokus utama pemerintah desa saat ini ialah mengoptimalkan potensi yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini tecermin dari dukungan terhadap sektor-sektor unggulan desa serta upaya berkelanjutan dalam meningkatkan kualitas infrastruktur dasar.
Salah satu bukti nyata dari sinergi antara pemerintah desa dan partisipasi masyarakat ialah pembangunan fasilitas publik. Pada bulan Juni 2025, Bupati Tegal turut hadir untuk meresmikan Masjid Jami Baitussalam yang baru selesai dibangun di desa ini. Kehadiran fasilitas ibadah yang representatif ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan, tetapi juga sebagai simbol kemajuan dan gotong royong warga desa. Melalui tata kelola yang transparan dan program pembangunan yang terarah, Pemerintah Desa Maribaya berupaya menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi dan sosial.
Potensi Ekonomi dan Mata Pencaharian
Potensi ekonomi Desa Maribaya berdiri di atas dua pilar utama yang saling melengkapi: perikanan dan agribisnis melati. Keberadaan desa di garis pantai secara alamiah menjadikan sektor perikanan sebagai tulang punggung utama mata pencaharian sebagian besar warganya. Aktivitas nelayan tangkap dengan perahu-perahu yang bersandar di pesisir menjadi pemandangan sehari-hari yang menggerakkan ekonomi lokal. Hasil tangkapan laut, seperti ikan dan hasil laut lainnya, didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal maupun diolah menjadi produk bernilai tambah.
Namun keunggulan Maribaya di sektor perikanan tidak hanya berhenti pada perikanan tangkap. Desa ini menjadi lokasi bagi Balai Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Payau dan Laut (BPBIAPL) Maribaya, sebuah lembaga teknis milik pemerintah provinsi. Balai yang berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 4 hektar ini memiliki fasilitas lengkap, mulai dari tambak budidaya hingga unit pembenihan (hatchery) modern, dengan fokus utama pada pengembangan budidaya ikan bandeng. Kehadiran balai ini menegaskan peran strategis Maribaya sebagai pusat teknologi dan inovasi perikanan budidaya, yang hasilnya dapat dimanfaatkan oleh para petambak di seluruh wilayah sekitarnya.
Pilar ekonomi kedua yang tidak kalah penting ialah perkebunan bunga melati putih (Jasminum sambac). Maribaya dikenal luas sebagai salah satu sentra utama penghasil melati di Kabupaten Tegal. Sebuah riset dari Universitas Wahid Hasyim pada tahun 2019 mencatat bahwa Desa Maribaya mampu memproduksi hingga 672 ton bunga melati dalam setahun. Perkebunan melati ini merupakan usaha agribisnis rakyat yang menyerap banyak tenaga kerja, khususnya kaum perempuan yang bekerja sebagai pemetik bunga. Bunga melati dari Maribaya tidak hanya dipasarkan untuk kebutuhan lokal, seperti bahan baku industri teh dan wewangian, tetapi juga memiliki potensi ekspor yang signifikan.
Di luar dua sektor utama tersebut, letak Maribaya di jalur Pantura mendorong tumbuhnya sektor industri dan jasa. Keberadaan sejumlah pabrik dan gudang distribusi di wilayah desa menunjukkan perannya sebagai titik logistik. Kombinasi dari ketiga sektor—perikanan, agribisnis dan industri—menciptakan lapangan kerja yang beragam bagi masyarakat dan menjadikan struktur ekonomi Desa Maribaya lebih tangguh dan tidak bergantung pada satu sumber tunggal.
Infrastruktur dan Fasilitas Publik
Pembangunan infrastruktur dan ketersediaan fasilitas publik menjadi salah satu prioritas di Desa Maribaya untuk menunjang kualitas hidup masyarakat dan kelancaran aktivitas ekonomi. Aksesibilitas menjadi keunggulan utama desa ini, dengan adanya jalan utama yang terhubung langsung ke jalur Pantura. Infrastruktur jalan desa juga dalam kondisi yang cukup baik, mempermudah mobilitas warga serta transportasi barang dari dan menuju pusat-pusat ekonomi.
Di bidang pendidikan, di Desa Maribaya telah berdiri SD Negeri Maribaya 01, yang menjadi sarana pendidikan dasar formal bagi anak-anak di desa tersebut. Keberadaan sekolah ini memastikan bahwa generasi penerus memiliki akses terhadap pendidikan yang layak sebagai bekal masa depan. Untuk layanan kesehatan dasar, masyarakat dapat memanfaatkan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang aktif menyelenggarakan kegiatan rutin, seperti pemantauan tumbuh kembang balita dan layanan kesehatan ibu. Data Indeks Desa Membangun (IDM) juga mencatat adanya aktivitas posyandu ini sebagai salah satu indikator kesehatan masyarakat desa.
Untuk kebutuhan air bersih dan listrik, sebagian besar rumah tangga telah terlayani oleh jaringan dari PLN dan PDAM maupun sumber-sumber air bersih lainnya. Fasilitas peribadatan juga menjadi perhatian, yang dibuktikan dengan berdirinya Masjid Jami Baitussalam yang megah sebagai pusat kegiatan spiritual dan sosial bagi umat Islam di Desa Maribaya. Ketersediaan infrastruktur dan fasilitas ini secara kolektif menunjukkan bahwa Desa Maribaya merupakan wilayah yang terus berbenah dan berkembang untuk memenuhi kebutuhan warganya.
Kehidupan Sosial dan Budaya
Kehidupan sosial masyarakat Desa Maribaya sangat dipengaruhi oleh karakteristiknya sebagai desa pesisir. Solidaritas dan semangat gotong royong, yang sering kali menjadi ciri khas komunitas nelayan, masih terasa kental dalam interaksi sehari-hari. Budaya kerja yang ulet, baik di laut maupun di darat, menjadi etos yang dipegang teguh oleh warganya. Kegiatan komunal, seperti kerja bakti membersihkan lingkungan atau perayaan hari besar keagamaan, menjadi momen untuk mempererat tali persaudaraan antarwarga.
Komunitas perempuan di Desa Maribaya juga memegang peranan penting dalam struktur sosial dan ekonomi. Banyak dari mereka yang aktif terlibat sebagai tenaga kerja di sektor perkebunan melati. Keterlibatan ini tidak hanya memberikan kontribusi finansial yang signifikan bagi keluarga, tetapi juga menciptakan ruang interaksi sosial tersendiri bagi kaum perempuan.
Secara budaya, masyarakat Desa Maribaya hidup dalam nilai-nilai tradisional yang berpadu dengan modernitas. Pengaruh dari luar yang masuk melalui jalur Pantura dan interaksi dengan dunia industri memberikan warna baru dalam kehidupan sosial, namun tidak menggerus identitas lokal. Kegiatan keagamaan yang berpusat di masjid menjadi fondasi utama dalam pembentukan karakter dan moral masyarakat. Dengan demikian, kehidupan sosial di Maribaya berjalan secara harmonis, di mana tradisi bahari dan agraris hidup berdampingan dengan dinamika kawasan industri yang terus bergerak maju.